Pembekalan Pengajar Praktik, Hari Keempat

Pembekalan Pengajar Praktik, Hari Keempat

Salam dan Semangat 😁😁😁

Pada hari keempat saya mulai mempelajari kembali modul “Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid” dan Modul 3 “Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah”. Setelah merefresh kembali pengetahuan saya terkait modul-modul ini, saya merasa antusias dan bersemangat untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif dan mendukung bagi murid-murid saya. Namun, seiring dengan penerapannya, saya menyadari bahwa transformasi ini tidak datang tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana saya dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang benar-benar berpihak pada murid di dalam kelas. Prosesnya tidak selalu mudah karena akan melibatkan pengenalan metode baru, pembelajaran yang terdifferensiasi, pemahaman mendalam terhadap kebutuhan unik masing-masing murid, dan penyesuaian materi ajar.
Saya merasa perlu untuk terus mengasah keterampilan dalam mendesain pembelajaran yang mempertimbangkan keberagaman murid dan memungkinkan mereka untuk aktif terlibat. Demikian pula kematangan dalam mengelola emosi positif maupun emosi negatif baik berupa empati, simpati, sukacita, marah sehingga menimbulkan dampak positif terhadap pembelajaran.
Keterbatasan sumber daya juga menjadi kendala yang perlu diatasi. Terkadang, tidak semua fasilitas atau teknologi yang diperlukan tersedia dalam kelas. Namun, hal ini mendorong saya untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber daya (aset) yang ada dan menemukan solusi alternatif untuk mendukung pembelajaran yang berpihak pada murid.
Dalam perjalanan ini, saya belajar bahwa komunikasi yang efektif dengan murid adalah merupakan salah satu kunci utama. Saya harus mendengarkan mereka dengan seksama, memahami minat dan kebutuhan mereka, dan merespons dengan tepat. Melalui dialog terbuka dan membangun hubungan yang kuat dengan murid, saya dapat memastikan bahwa mereka merasa didengar dan dihargai dalam proses pembelajaran.

Konsep Pembelajaran Berdifferensiasi
Konsep Pembelajaran Terdiferensiasi
9 keterampilan Kepemimpinan Pendukung Pemimpin Pembelajaran
9 keterampilan Kepemimpinan, Pendukung Pemimpin Pembelajaran

Terkait modul “Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah”, banyak hal yang bisa saya pelajari kembali. Modul ini fokus pada bagaimana kita dapat menjadi agen perubahan yang efektif di sekolah, memimpin dan mendukung perkembangan sekolah. Tantangan utama yang saya alami adalah bagaimana mengubah peran saya dari seorang guru yang mengajar dikelas menjadi guru yang mengambil inisiatif sebagai pemimpin yang mampu menggerakkan perubahan positif di sekolah.
Dalam penerapannya, saya menyadari bahwa menjadi pemimpin pembelajaran bukanlah tugas yang mudah. Saya harus memahami dinamika sekolah dengan lebih mendalam, mengidentifikasi masalah dan peluang, serta merancang strategi untuk optimalisasi pemanfaatan aset sekolah. Mengingatkan saya bahwa keputusan yang diambil harus selalu berfokus pada kepentingan dan kesejahteraan murid serta melibatkan nilai-nilai seperti Suara Murid (voice), Pilihan Murid (Choice) dan Kepemilikan Murid (ownership).
Melalui pendekatan terdifferensiasi, saya berusaha untuk merancang inisiatif pengembangan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks sekolah kami. Berusaha untuk menciptakan inisiatif yang mendorong keterlibatan murid, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan holistik mereka. Diantaranya menginisiasi praktik baik disekolah baik berupa disiplin positif, penguatan nilai-nilai moral dan etika dengan senantiasa menyambut murid di gerbang sekolah, kegiatan keagamaan setiap jumat, maupun mendorong terbentuknya buletin sekolah dan pojok baca di kelas.
Selain aspek pengembangan sekolah, saya juga menyadari pentingnya membangun hubungan yang kuat dengan rekan-rekan guru dan staf sekolah. Pentingnya peran komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Saya berusaha menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan mendukung, di mana ide dan inovasi diterima dengan baik.

Untuk memastikan penerapan Modul 3 ini berjalan dengan sukses, saya berusaha untuk memanfaatkan coaching sebagai alat untuk pengembangan pribadi, murid dan rekan sejawat. Saya berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat dan atasan tentang peran saya sebagai pemimpin pembelajaran, menerima umpan balik konstruktif, dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Walaupun tidak selalu mudah, melihat dampak positif dari praktik pembelajaran yang berpihak pada murid di dalam kelas membuat semua tantangan ini sepadan. Saya yakin bahwa dengan tekad dan dedikasi untuk terus belajar dan beradaptasi, saya dapat terus memperbaiki kualitas pembelajaran bagi murid-murid saya, dapat terus memberikan dampak positif pada perkembangan sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan untuk seluruh komunitas sekolah kami. Semoga.
🚀🚀🚀

Teacher

Unleashing the potential of education through technology.

You might also like