Memahami Pentingnya Umpan Balik dalam Proses Belajar dan Pengembangan Diri

Memahami Pentingnya Umpan Balik dalam Proses Belajar dan Pengembangan Diri
Pentingnya umpan balik dalam proses belajar

Dalam proses belajar, terdapat empat aspek dukungan sosial yang sangat dibutuhkan, yaitu emotional support, instrumental support, informational support, dan appraisal support. Dalam konteks ini, kita akan fokus pada appraisal support, yang berkaitan erat dengan pemberian umpan balik.

Umpan balik adalah informasi lisan atau tertulis yang saling diberikan dan diterima untuk membantu evaluasi diri dan fokus pada perkembangan seseorang ke depan. Ini memungkinkan seseorang untuk melihat aspek-aspek yang mungkin belum terlihat sebelumnya dan meningkatkan pemahaman diri yang objektif. Umpan balik bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tujuan, menciptakan perbaikan yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas diri dalam jangka panjang.

Umpan balik terbagi menjadi dua bentuk utama:
1. Umpan Balik Non Formal
Umpan balik non formal adalah bentuk umpan balik yang biasanya diberikan tanpa rencana tertentu, seperti saat memfasilitasi pertemuan, melakukan presentasi, atau dalam diskusi. Penting untuk memberikan umpan balik non formal saat orang tersebut memintanya atau ketika Anda tawarkan bantuan dengan sopan.
2. Umpan Balik Formal
Umpan balik formal adalah jenis umpan balik yang disusun secara konsisten, seringkali memiliki jadwal dan rubrik tertentu. Misalnya, dalam konteks supervisi akademik. Umpan balik formal ini harus diberikan terlepas dari kesiapan dan preferensi penerima umpan balik.
Umpan balik yang efektif bukanlah sekadar pujian kosong atau kritik tanpa konstruktif. Umpan balik tidak hanya mengungkap kesalahan tetapi juga mengarahkan pada perbaikan. Saat umpan balik hanyalah sekadar kritik tanpa mempertimbangkan aspek EPIK (Empati, Posisi, Intensi, dan Kualitas), hal ini dapat memicu reaksi defensif dan bahkan merusak hubungan.

Untuk memberikan umpan balik yang baik dan membangun penerima umpan balik, kita dapat menggunakan model EPIK, yang terdiri dari empat dimensi kunci:
1. Dimensi Intensi
Intensi mencakup tujuan, maksud, dan niat kita sebelum memberikan umpan balik. Ini memungkinkan kita untuk lebih jelas dalam menyampaikan niat kita kepada penerima umpan balik.
Ada empat komponen dalam dimensi Intensi:

  • Meningkatkan Kinerja:
    Niat untuk membantu orang lain meningkatkan kinerja dan keahliannya, dengan fokus pada kinerja dan pencapaian. Umpan balik ini tercermin ketika Anda mengucapkan/menuliskan kalimat seperti:
    “Apa yang ingin Anda tingkatkan…”
    “Coba identifikasi kebutuhan Anda agar….”
  • Meningkatkan Kesadaran Diri:
    Niat untuk membantu seseorang belajar dan merenungkan diri mereka sendiri, termasuk karakter dan perilaku mereka. Umpan balik ini tercermin ketika Anda mengucapkan/menuliskan
    kalimat seperti:
    “Ceritakan mengapa hal itu terjadi?”
    “Apa yang Anda rasakan ketika…?”
    “Sepertinya ada hal yang keliru/kurang dari…”
  • Mengembangkan Hubungan:
    Niat untuk membangun hubungan interpersonal yang lebih positif melalui umpan balik. Umpan balik
    ini tercermin ketika Anda mengucapkan/menuliskan kalimat seperti:
    “Ketika Anda mengatakan…, Saya merasa…, Saya berharap Anda akan….”
    “Saya mengharagai upaya Anda….”
  • Memberi Energi:
    Niat untuk membangun kepercayaan diri, harga diri, inspirasi, dan semangat melalui umpan balik positif. Umpan balik jenis ini tercermin ketika Anda mengucapkan/menuliskan kalimat seperti:
    “Terima kasih atas…”,
    “Kembangkan/Tingkatkan lagi cara Anda….”
DImensi Intensi
DImensi Intensi

2. Dimensi Posisi
Posisi menentukan cara kita memberikan umpan balik dan bagaimana penerima umpan balik meresponsnya. Ini mencakup tiga komponen:

  • Dinamika Kekuasaan:
    Menyadari kekuasaan yang ada dalam hubungan dan menciptakan kesetaraan.
  • Izin/Persetujuan:
    Meminta izin dengan tulus sebelum memberikan umpan balik untuk menciptakan keterbukaan
  • Hubungan:
    Memahami harapan dari penerima umpan balik dan mencocokkannya dengan niat kita.

Jika Anda berniat membantu seseorang meningkatkan kinerjanya, Anda dapat bertanya:
“Bolehkah saya membagikan hasil pengamatan Saya kepada Anda?”
“Bolehkah saya memberi beberapa masukan kepada Anda?”

Jika Anda ingin meningkatkan kinerja sekaligus mengembangkan hubungan, Anda dapat
bertanya:
“’Saya ingin memberikan umpan balik tentang cara Anda melakukan
presentasi yang saya rasa akan bermanfaat. Bagaimana menurut Anda?”

Dimensi Posisi
Dimensi Posisi

3. Dimensi Kualitas
Kualitas dalam umpan balik mencakup kejelasan, format yang sesuai dengan niat kita, dan kemurnian dalam membedakan fakta dari interpretasi.

  • Kejelasan:
    Memastikan pesan dan makna umpan balik disampaikan dengan jelas.
  • Format:
    Menggunakan format yang sesuai dengan niat kita dalam memberikan umpan balik.
  • Kejernihan/Kemurnian:
    Membedakan fakta dari interpretasi untuk memahami situasi secara objektif.
Dimensi Kualitas
Dimensi Kualitas

4. Dimensi Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh penerima umpan balik. Ini terdiri dari tiga komponen:

  • Empati Emosional:
    Memahami perasaan orang lain. Umpan balik jenis ini tercermin ketika Anda mengucapkan/menuliskan kalimat seperti:
    “Saya turut berduka terhadap ….”
  • Empati Kognitif:
    Memahami cara seseorang berpikir tentang situasi tersebut. Umpan balik jenis ini tercermin ketika Anda mengucapkan/menuliskan kalimat seperti:
    “Saya memahami bahwa Anda mengalami situasi dilematis sehingga Anda terlambat
    hadir.”
  • Empati Perspektif:
    Menghindari menganggap bahwa perasaan orang lain adalah sama dengan milik kita sendiri. Tempatkan diri Anda pada posisi orang lain: apa yang ada di pikiran dan yang dirasakan orang
    tersebut pada saat itu.
    a. Apa tujuan orang tersebut?
    a. Mengapa orang tersebut berperilaku/mengambil tindakan seperti itu?
    b. Menurut Anda bagaimana perasaan orang lain?
Dimensi Empati
Dimensi Empati

Dengan memahami dan mengaplikasikan model EPIK, kita dapat memberikan umpan balik yang lebih efektif, membangun hubungan yang positif, dan membantu orang lain dalam pengembangan diri mereka. Umpan balik yang berkualitas adalah alat pembelajaran yang bermanfaat dan praktik instruksional yang sangat direkomendasikan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan. Dengan cara ini, kita menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu dan hubungan kerja yang positif.

Tips memberikan Umpan balik
Tips memberikan Umpan balik

Jadi, mari terus mengasah keterampilan memberi umpan balik dan memanfaatkannya untuk membantu diri kita sendiri dan orang lain dalam perjalanan pengembangan diri yang berkelanjutan.

Teacher

Unleashing the potential of education through technology.

You might also like