Esensi, Kebijakan dan Program-program Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah

Esensi, Kebijakan dan Program-program Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah

Esensi, Kebijakan dan Program-program Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah

Teknologi terus maju untuk menciptakan peradaban yang lebih baik. Ada dua istilah yang muncul dalam perkembangan ini, yaitu Education 4.0 dan Society 5.0. Education 4.0 menunjukkan perkembangan teknologi dalam pendidikan, sedangkan Society 5.0 menekankan pendekatan yang berpusat pada manusia dalam penerapan teknologi.

Pada Education 4.0, fokus utamanya adalah teknologi sebagai objek. Namun, pada Society 5.0, fokusnya beralih ke manusia sebagai subjek yang mampu merespons perkembangan teknologi secara bijak dan kritis tanpa mengabaikan nilai-nilai humanistik. Kombinasi dari Education 4.0 dan Society 5.0 juga membuka ruang baru dalam pembelajaran seumur hidup tanpa batas.

Revolusi Industri keempat, yang didukung oleh kecerdasan buatan dan internet of things, akan membawa perubahan signifikan dalam masyarakat. Society 5.0 adalah masyarakat yang berbasis teknologi namun tetap berpusat pada manusia. Revolusi ini akan meningkatkan standar hidup dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi, seperti mengurangi stres dalam berkendara, memungkinkan interaksi sosial yang aman dan bebas, serta memberikan akses ke layanan medis terkini dengan biaya yang terjangkau di mana pun seseorang berada. Kemampuan kecerdasan buatan dan robot akan meningkatkan kapabilitas manusia dan membuka peluang yang tak terbatas, sehingga memungkinkan kita menikmati kehidupan yang lebih memuaskan. Masyarakat 5.0 bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Tiga Elemen Pembelajaran era Education 4.0 dan Society 5.0

Dalam mengimplementasikan kemerdekaan belajar di era Education 4.0 dan Society 5.0, ada tiga elemen penting yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Pembelajaran yang mandiri (independent): Dalam Education 4.0 dan Society 5.0, penting untuk mendorong pembelajaran yang mandiri, di mana individu dapat mengambil inisiatif dan tanggung jawab pribadi dalam proses pembelajaran. Hal ini melibatkan kemampuan untuk belajar secara mandiri, mengatur waktu, mencari sumber informasi, dan mengembangkan keterampilan diri. Dengan adanya teknologi yang mendukung, individu dapat memanfaatkan sumber daya digital dan alat pembelajaran interaktif untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka.
  2. Pembelajaran yang kontekstual: Dalam era Society 5.0, penting untuk menghubungkan pembelajaran dengan konteks nyata dan relevan bagi individu. Pembelajaran yang kontekstual memungkinkan individu untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari, masalah sosial, dan tantangan nyata yang mereka hadapi. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan aplikatif, memungkinkan individu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam situasi kehidupan nyata.
  3. Pembelajaran yang inovatif dalam membangun kreativitas: Di era Education 4.0 dan Society 5.0, penting untuk mendorong pembelajaran yang inovatif yang membangun kreativitas individu. Pembelajaran yang inovatif melibatkan pendekatan yang kreatif, kolaboratif, dan eksploratif untuk memecahkan masalah dan mengembangkan ide-ide baru. Dengan memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan teknologi interaktif lainnya, individu dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kompleks di era modern.

Tiga Aspek Kemampuan siswa era Education 4.0 dan Society 5.0

Dalam pembelajaran mandiri, guru berperan sebagai moderator dan fasilitator untuk membangun tiga aspek kemampuan siswa, yaitu:

  1. Cognitive skills (keterampilan kognitif):
    Siswa mengembangkan kemampuan berpikir seperti membuat hipotesis masalah, mengklasifikasikan objek berdasarkan kriteria, membangun cara berfikir logis untuk menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Ini melibatkan kemampuan siswa dalam memahami, menganalisis, dan menggunakan pengetahuan dengan cara yang efektif.
  2. Metacognitive skills (keterampilan metakognitif):
    Siswa mampu mendeskripsikan dan mengidentifikasi cara mereka belajar, seperti mendengar, mengingat, memeriksa kebenaran pengetahuan, menulis, dan lain-lain. Mereka juga dapat mengembangkan pemahaman tentang strategi belajar yang efektif, mengatur waktu, mengatur sumber daya, dan memonitor kemajuan mereka dalam belajar.
  3. Affective skills (keterampilan afektif):
    Ini melibatkan keterampilan siswa dalam mengelola perasaan mereka. Motivasi adalah atribut keterampilan afektif yang paling penting dalam pembelajaran mandiri. Siswa perlu memiliki motivasi internal yang kuat, antusiasme, dan ketekunan dalam mengejar pengetahuan dan pencapaian mereka. Mereka juga perlu mengembangkan keterampilan dalam mengelola stres, mengatasi rasa takut atau kecemasan, dan memiliki sikap positif terhadap pembelajaran.

Dengan membangun tiga aspek kemampuan ini, pembelajaran  Merdeka Belajar memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemandirian, kepercayaan diri, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dalam pembelajaran seumur hidup.

Dua Puluh Empat Episode/Program Merdeka Belajar 

Kebijakan-kebijakan yang tertuang dalam setiap episode/program Merdeka Belajar diharapkan dapat mendukung terciptanya suatu ekosistem yang menggali potensi terbesar para guru dan murid untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri, kontekstual, dan inovatif dalam membangun kreativitas.

Berikut adalah simpulan 24 episode program Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) :

  1. AN (Asesmen Nasional): Sistem Asesmen nasional yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik di Indonesia. USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional): Ujian yang dilaksanakan di tingkat sekolah sebagai bagian dari AN untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.
  2. Kampus Merdeka:
    Program yang memungkinkan mahasiswa untuk memiliki kebebasan dalam memilih mata kuliah, kurikulum, dan jalur belajar yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
  3. Penyesuaian kebijakan dana BOS:
    Penyesuaian kebijakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk memastikan alokasi dana yang efektif dan efisien bagi kebutuhan pendidikan.
  4. Program Organisasi Penggerak:
    Program yang melibatkan organisasi masyarakat untuk mendukung pengembangan pendidikan di daerah mereka.
  5. Guru Penggerak:
    Program peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah. Guru Penggerak diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila, mampu mendorong transformasi pendidikan Indonesia, mendorong peningkatan prestasi akademik murid, mengajar dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara aktif
  6. Transformasi Dana Pendidikan untuk Pendidikan Tinggi:
    Upaya untuk mengalokasikan dana pendidikan yang lebih efektif dan efisien dalam mendukung pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.
  7. Program Sekolah Penggerak:
    Program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah tertentu dengan dukungan sumber daya dan pengembangan profesionalisme guru.
  8. SMK Pusat Keunggulan:
    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menjadi pusat unggulan dalam bidang tertentu untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja.
  9. KIP Kuliah Merdeka:
    Program beasiswa yang memberikan kesempatan bagi peserta didik berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
  10. Perluasan Program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan:
    Upaya untuk memperluas program beasiswa yang disediakan oleh lembaga-lembaga yang mengelola dana pendidikan.
  11. Kampus Merdeka Vokasi:
    Program Kampus Merdeka yang fokus pada pendidikan vokasi atau kejuruan.
  12. Sekolah Aman Belanja dengan Siplah:
    Program yang memanfaatkan platform Sistem Informasi Pembelanjaan Langsung (Siplah) untuk memastikan penggunaan dana BOS di sekolah yang transparan dan tepat sasaran.
  13. Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana:
    Program yang mempromosikan kebudayaan Indonesia melalui platform Kanal Indonesiana untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya bangsa.
  14. Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual:
    Upaya untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual.
  15. Kurikulum Merdeka dan PMM:
    Implementasi Kurikulum Merdeka sebagai pendekatan fleksibel dalam merancang kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. PMM (Platform Merdeka Mengajar), satu portal terintegrasi yang disediakan untuk guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
  16. Akselerasi dan Pendanaan Satuan Pendidikan Tahun 2022:
    Program untuk mempercepat pembelajaran dan memberikan pendanaan tambahan kepada satuan pendidikan dalam rangka mengatasi dampak pandemi COVID-19.
  17. Revitalisasi Bahasa Daerah:
    Upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan penggunaan bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
  18. Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana:
    Program yang menggagas penggunaan dana Indonesiana untuk mendukung kegiatan dan proyek seni, budaya, dan kreativitas.
  19. Rapor Pendidikan Indonesia:
    Laporan yang memberikan gambaran tentang kondisi pendidikan di Indonesia, termasuk pencapaian, tantangan, dan rekomendasi untuk peningkatan sistem pendidikan.
  20. Praktisi Mengajar:
    Program yang melibatkan praktisi atau ahli di bidangnya untuk memberikan pengajaran di sekolah-sekolah sebagai upaya menghadirkan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada peserta didik.
  21. Dana Abadi Perguruan Tinggi:
    Program yang bertujuan untuk mendukung keberlanjutan pendidikan tinggi dengan mengalokasikan dana yang tetap pada perguruan tinggi.
  22. Transformasi Masuk Perguruan Tinggi:
    Upaya untuk melakukan perubahan dalam sistem seleksi dan penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi.
  23. Buku Bacaan untuk Literasi Indonesia:
    Program yang mempromosikan kegiatan membaca dan meningkatkan literasi di Indonesia dengan menyediakan buku bacaan yang berkualitas.
  24. Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan:
    Upaya untuk membuat transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) menjadi pengalaman yang menyenangkan dan lancar bagi anak-anak.

 

Untuk mempelajari materi lebih lengkap silahkan unduh modul berikut :
Modul 1 – Ekosistem Digital Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah

Ringkas Materi Modul 1 – Ekosistem Digital Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah

 

Teacher

Unleashing the potential of education through technology.

You might also like